Diagram Trapesium Usia
Iyya...istilah yang baru saya kenal saat membuka LMS CGP di modul 1.2 tepatnya 1.2.a.3 Mulai dari diri - Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Bagi. Tugas yang harus saya kerjakan sebagai calon guru penggerak angkatan 2. Mendengar istilah trapesium langsung saja menarik hati saya untuk segera membuka detail tugas. Ternyata di dalam LMS ada juga istilah-istilah matematika.
Adapun yang tertuang pada trapesium usia adalah masa sekolah sampai lulus kuliah, usia aktif bekerja, hingga masa pensiun. Selesai kuliah usia 21 tahun dan langsung aktif bekerja, sekarang usia saya46 tahun dan masa pensiun saya 60 tahun. Di perjalanan sekolah pastinya setiap orang mengalami masa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, pun saya pastinya. Dua hal ini juga harus dituliskan selisihnya dengan usia sekarang.
Instruksi selanjutnya adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan trapesium usia yang saya buat. Berikut beberapa pertanyaannya:
1. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat dirasakan dan mungkin masih dapat mempengaruhi diri Anda di masa sekarang?
2. Menurut Anda, apa saja peran dari seorang guru jika dikaitkan dengan trapesium usia?
3. Buatlah 1-2 kalimat yang dapat menggambarkan nilai-nilai yang Anda percayai sebagai seorang guru, menggunakan kata-kata berikut: Guru, Murid, Belajar, Makna.
Sebelum menjawab ke-3 pertanyaan tersebut, saya akan menceritakan sedikit tentang pengalaman saya yang tidak menyenangkan dan menyenangkan di masa sekolah. Saya akan awali dari yang tidak menyenangkan.
Saat usia 10 tahun tepatnya di kelas 5 SD, saya mendapatkan perlakuan dari guru kelas saya selalu dipojokkan (bahasa di daerah saya diceng) karena saya tidak ikut les yang diadakan guru kelas di rumahnya, karena keadaan ekonomi orang tua yang cukup. Beliau selalu dan selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan sulit kepada sebagian kecil teman-teman sekelas yang tidak les termasuk saya. Dengan suara yang saat itu membuat Kami selalu merasa was-was dan takut ditunjuk.Di saat pelajaran matematika, saya selalu dan selalu diberi pertanyaan dan maju ke depan untuk mengerjakan. Alhamdullilah setiap pertanyaan yang diajukan ke saya selalu bisa terselesaikan dengan bahasan/cara saya saat belajar dengan Bapak di rumah. Tidak cukup begitu perlakuan guru Kami, keadilan tidak pernah ada di kelas. Setiap ulangan pun teman-teman yang mengikuti les mendapatkan nilai maksimal. Bagaimana tidak lha semua soal sudah dipelajari di les.Saya hanya bisa menunggu waktu kenaikan kelas tiba, dengan harapan guru pasti mendapatkan guru baru di kelas yang baru.
Selanjutnya pengalaman senang saya ...
Tepatnya setelah saya lulus dari bangku SMP di usia 14 tahun. Meskipun saya tidak bisa masuk ke SMA Negeri karena salah pilih namun rentetan peristiwa menyenangkan menghampiri saya. Awalnya sangat malu dengan teman, saudara, dan tetangga di saat saya harus masuk SMA swasta. Dengan segala kesungguhan dan menurut nasihat orang tua akhirnya semua memberikan hikmah. Selama 3 tahun sekolah saya tidak pernah membayar SPP karena mendapat beasiswa dari yayasan akan prestasi akademik saya. Di awal pendaftaran pun saya tanpa bayar. Semua guru memberikan semangat dan memberikan kesempatan saya untuk belajar dalam waktu berlebih tanpa harus bayar. Di sinilah awal saya menyukai mata pelajaran matematika. Guru matematika yang kebetulan wali kelas adalah guru yang ahli matematika. Sungguh Allah SWT adalah ang maha segala. Masa ini adalah masa awal saya memiliki impian menjadi guru.
.......
Mengapa kedua momen itu masih dapat saya rasakan?
Meskipun sudah 22 dan 36 tahun, sungguh kedua peristiwa itu sangat memberi makna dan kesan yang sangat dalam. Semua itu akan menjadi kenangan tersendiri dan pastinya akan mempengaruhi kehidupan kita. Pengalaman/ momen menyenangkan membuat kita semakin terpacu untuk berbuat lebih tanpa harus menyombongkan diri. Sedangkan pengalaman/momen tidak menyenangkan akan kita jadikan pelecut diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Selanjutnya peran guru terkait trapesium usia adalah:
1. Guru sebagai penuntun tumbuhnya bakat dan minat siswa agar dapat memperbaiki lakunya.
2. Guru sebagai role model yaitu memberikan teladan yang patut dicontoh dan dibanggakan ssiswa.
3. Guru sebagai transformasi pendidikan nasional dalam skala mikro (sekolah).
Sikap dan perlakuan guru kelas saya di bangku SD harus saya jadikan pelecut bahwa guru seperti itu akan tidak mempunyai tempat di hati siswa. Setiap siswa akan merekam perlakuan seorang guru dan saya sebagai guru harus menjauhi sifat dan perlakuan seperti itu ke siswa saya...harus.
Selanjutnya saya berkesimpulan bahwa tidak selamanya sekolah swasta itu tidak memberikan masa depan yang cerah. Semua tergantung dari pribadi kita. Di mana kita ada kemauan pasti ada jalan kesuksesan.
Sebagai akhir dari tulisan ini saya akan menuliskan kalimat dengan kata-kata guru, murid, belajar, makna.
Guru harus dapat menjadi role model , menjadi agen transformasi, dan sebagai penuntun murid dalam proses belajar, agar bukan saja ilmu yang didapatkan sang murid namun juga bekal maa depan yang penuh makna.
Semoga kita semua bisa menjadi guru sekaligus teman bagi murid-murd kita untuk mewariskan segala kebaikan.
Salam bahagia, salam guru penggerak.
Surabaya, 1 Mei 2021
Komentar
Posting Komentar