MENGUATKAN KARAKTER SISWA MELALUI PROGRAM KETSAN BUPO SKAPI
Membentuk karakter siswa menjadi tanggung jawab semua pihak, yaitu kepala
sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat. Khusus pada lingkup sekolah, kepala
sekolah dan guru menjadi pihak yang sangat krusial dalam membentuk karakter
siswa. Sebab, kepala sekolah dan guru serta tenaga pendidik lainnya
memiliki peran sebagai pengganti orang tua, motivator, fasilitator, dan teladan
untuk menjadi panutan.
Berdasarkan
Undang-undang No. 14 tahun 2015 tentang Guru dan Dosen, guru profesional harus
mempunyai 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Kompetensi kepribadian menurut
Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 yaitu mencakup kepribadian beriman dan
bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa,
stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat,
secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara
mandiri dan berkelanjutan. Salah satu kompetensi kepribadian guru adalah
menjadi teladan bagi siswa. Bentuk keteladanan ini bisa bermacam-macam dan
diharapkan bisa mempengaruhi karakter siswa.
Keteladanan
adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain dalam
memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik. Tindakan-tindakan yang
baik ini diharapkan menjadi teladan bagi siswa untuk mencontohnya. Jika guru
menghendaki siswa berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa maka guru adalah yang pertama memberikan contohnya (Wibowo,
2017).
Program pembiasaan budaya positif di sekolah bertujuan
membantu mewujudkan penguatkan karakter yang sesuai fungsi dan tujuan dari
pendidikan nasional, yang terdapat dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas Pasal 3.
Naskah
yang saya buat kali ini akan membahas tentang praktik baik kepemimpinan
pembelajaran di SDN Kapasari I/292. Praktik baik yang saya lakukan terkait
dengan kepemimpinan pembelajaran dengan menguatkan karakter melalui program
KETSAN BUPO SKAPI (Keteladanan dan Pembiasaan Budaya Positif di SDN Kapasari I).
Hal
yang menjadi latar belakang praktik baik saya adalah
1. Di awal saya bertugas di
SDN Kapasari I, saya temukan beberapa
siswa berbicara dan adabnya
kurang sopan, kedisiplinan, kepedulian,
percaya diri, dan tanggung jawab kurang.
2. Pada Rapot Pendidikan Kemendikbud 2023 SDN Kapasari I/292 kala itu mendapat nilai capaian masih rendah, salah satunya di indikator karakter yang meliputi beriman bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, gotong royong, kreatif, bernalar kritis, kebhinekaan global, dan kemandirian.
3. SDN
Kapasari I/292 terletak di Jalan Pecindilan II No. 43 Kelurahan Kapasari
Kecamatan Genteng Kota Surabaya wilayah pusat Propinsi Jawa Timur. Lokasi
sekolah berada di lingkungan perkampungan dekat pasar tradisional yang padat
penduduknya dengan masyarakat heterogen. Mayoritas masyarakat merupakan
pendatang dari Suku Madura dan Suku Jawa. Pada
tahun ajaran 2024-2025 jumlah siswa adalah
339 yang sebagian besar dari Suku Madura dan Jawa.
4. SDN
Kapasari I adalah sekolah yang mengimplementasikan kurikulum Merdeka dengan
model mandiri berubah. Selaku kepala sekolah saya berkomitmen untuk dapat
melaksanakan implementasi Kurikulum Merdeka dan memimpin sekolah sesuai dengan
visi misi sekolah.
Adapun tantangan
yamg saya hadapi adalah bagaimana
mengakomodasikan keteladanan dan
pembiasaan budaya positif dapat berjalan secara kontinu berkesinambungan sehingga karakter
siswa benar-benar kuat saat berada di manapun dan dalam kondisi apapun.
Berdasarkan dari situasi
dan tantangan yang telah saya paparkan diatas, maka aksi nyata yang saya lakukan
adalah sebagai berikut :
1.
Merubah visi misi sekolah
bersama semua pendidik SDN Kapasari I/292. Visi misi SDN kapasari I/292 adalah
menjadi satuan Pendidikan yang fokus pada pengembangan karakter, kreativitas,
kecerdasan berkelanjutan dan berbudaya lingkungan melalui pendekatan kurikulum
Merdeka.
2.
Menyampaikan
program KETSAN BUPO SKAPI (Keteladanan dan pembiasaan Budaya Positif SDN
Kapasari I) ke semua Bapak Ibu guru, karyawan, dan Tendik. Program KETSAN BUPO
SKAPI yang tertuang di dokumen Kurikulum Satuan Operasional Pendidikan (KOSP)
adalah program yang berpihak pada siswa dengan cara semua Bapak Ibu guru,
karyawan, dan Tendik memberikan keteladanan ke semua siswa dan pembiasaan
budaya positif di setiap harinya.
3.
Mensosialisasikan visi
misi dan program KETSAN BUPO SKAPI ke komite sekolah dan orang tua siswa.
Adapun realisasi program KETSA BUPO SKAPI:
·
Keteladanan dan
pembiasaan budaya positif Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun (5S) di setiap
pagi. Kepala sekolah dan guru piket berdiri berjajar berdiri di halaman sekolah
untuk menyambut kedatangan siswa dengan menyapa dan mengucapkan salam sebelum
bel masuk. Tujuannya adalah menyapa, memotivasi siswa untuk semangat belajar
dan bermain di sekolah, serta menguatkan rasa hormat dan peduli.
·
Setiap Senin melaksanakan
upacara bendera di halaman sekolah yang diikuti Bapak Ibu guru, karyawan, dan
Tendik serta seluruh siswa kelas 1-6. Tujuannya adalah menumbuhkan jiwa
nasionalisme, cinta tanah air, menciptakan
sikap bela negara, dan memupuk rasa persatuan kesatuan.
·
Setiap Selasa memakai
baju budaya dan pembiasaan berkomunikasi dengan Bahasa Jawa. Tujuannya adalah
untuk melestarikan baju daerah dan agar siswa lebih mencintai budaya sendiri.
·
Setiap Rabu dengan
menarikan Tari Remo bersama di lapangan sekolah yang diikuti kelas 1-6. Setiap
siswa membawa selendang tari. Tujuannya memupuk rasa cinta, bangga, dan bisa
mempraktikkan Tari Remo.
·
Setiap Kamis di minggu
ke-2 dan ke-4 siswa kelas tinggi ( kelas 4-6) beserta kepala sekolah, guru
Agama Islam, guru kelas melaksanakan istigasah bersama di aula pada pukul 07.30
WIB. Kegiatan berlangsung sekitar 1 jam.
·
Setiap Jumat semua siswa
melaksanakan JumSeSi (Jumat Sehat Jumat Bersih). Diawali keteladanan Bapak Ibu
guru, karyawan, dan Tendik di halaman sekolah dalam kegiatan senam pendidik di
jam ke Nol. Dilanjutkan senam semua siswa, kemudian makan bersama dengan nasi,
lauk, dan sayur membawa dari rumah, dilanjutkan Jumat bersih bersih kelas dan
lingkungan sekolah. Tujuan kegiatan adalah menanamkan menjaga sehat dan menjaga
bersih dan peduli kebersihan.
·
Setiap hari secara
bergiliran siswa kelas tinggi (kelas 4-6) melaksanakan sholat Dhuha dan Zuhur
secara berjamaah, tujuannya memupuk jiwa religius.
Program
KETSAN BUPO SKAPI juga direalisasikan di kegiatan ekstrakurikuler dan SAS
(Sekolahe Arek Suroboyo) yang dilaksanakan ditengah jam pembelajaran dan
sesudah jam pembelajaran. setiap ekstrakurikuler dan SAS ada pendampingnya
masing-masing. Keikutsertyaan siswa di kegiatan ini berdasarkan minat dan
bakat. Kegiatan-kegiatannya yaitu:
1. Senin:
samroh, volley, lingkungan (pemilahan sampah), dan keagamaan.
2. Selasa:
futsal, tari, keterampilan, dan permainan tradisional.
3. Rabu:
literasi dan numerasi
4. Kamis:
komputer
5. Jumat: Pramuka.
Pihak yang terlibat dalam program KETSAN BUPO SKAPI adalah semua Bapak Ibu guru, karyawan, Tendik, orang tua, dan masyarakat. Alhamdullilah, saya sangat bersyukur karena dengan berkolaborasi bersama orang tua dan masyarakat program KETSAN BUPO SKAPI membuahkan hasil. Hal ini tampak pada tutur kata, sikap, dan perbuatan siswa saat di sekolah, pakaian seragam mulai tampak rapi semua. Pembelajaran dan kegiatan sekolah menjadi kondusif, Bapak ibu Guru tiada hentinya memberikan keteladanan dan pembiasaan. Laporan dari orang tua siswa terkait akhlak yang sudah baik telah disampaikan langsung ke guru kelas dan kepala sekolah.
Dalam
menguatkan karakter sangat dibutuhkan sosok yang menjadi teladan dan sebuah
pembiasaan yang implementasinya berupa budaya positif. Keteladanan dan pembiasaan
harus diberikan sejak dini. Siswa di usia SD memiliki sifat khas yaitu imitasi
(meniru). Siswa menganggap perilaku pendidik sebagai sesuatu yang seharusnya
benar. Sehingga secara sadar maupun tidak, mereka akan menirukannya.
Menjadi teladan bagi siswa tidak serta
merta melakukan hal-hal yang baik di hadapan siswa, tetapi diperlukan penguatan dengan
membimbing dan mengarahkan siswa dengan pembiasaan. Misalnya kepala
sekolah dan guru tidak cukup hanya senantiasa menasihati agar mengikuti upacara
bendera dengan tertib dan membiarkan siswa sampai meniru sendiri sebuah
perilaku. Akan jauh lebih efektif, apabila kepala sekolah dan guru mengikuti
upacara dengan tertib sekaligus mengajak siswa mengikuti. Sebaliknya kalau
kepala sekolah dan guru saja mengikuti upacara tidak tertib maka kepala sekolah
dan guru tidak bisa berharap banyak siswa akan melakukannya.
Demikian praktik baik yang saya lakukan sebagai kepala Satuan Pendidikan bersama semua Guru, karyawan, dan Tenaga Kependidikan. Semoga praktik baik yang sederhana ini memberi manfaat untuk Satuan Pendidikan lainnya. Kritik dan saran sangat Saya harapkan untuk perbaikan.
Salam dan bahagia
Komentar
Posting Komentar